Muslimah dan Kesehatan

Pertolongan Pertama Untuk Korban Kecelakaan di Rumah

Posted on: 08/07/2010

Ledakan tabung gas yang akhir-akhir ini ramai diberitakan di berbagai media membuat kita prihatin. Sudah cukup banyak korban, baik yang luka bakar bahkan meninggal dunia. Dari berbagai kisah yang terjadi, tentunya menuntut kita semua untuk mengambil tindakan sesuai kapasitas masing-masing. Sebagai orangtua, kita perlu melindungi diri kita dan keluarga dari berbagai kecelakaan yang mungkin bisa terjadi di rumah kita, terutama anak-anak, apalagi jika usianya masih sangat belia. Mengapa demikian? Hal ini tentunya mengingat mereka (anak-anak) belum banyak memiliki pengetahuan yang memadai akan bahaya suatu benda atau suatu tindakan tertentu. Akal mereka belum menjangkau hal itu. Kecelakaan biasanya terjadi karena seseorang lalai atau kurang memahami alat-alat yang digunakan. Misalnya seorang anak yang terminum minyak tanah, hal ini terjadi karena orang tua lalai dalam meletakkan minyak tanah pada tempat yang tidak semestinya. Begitu juga pada kasus anak kesetrum karena mencolok stop kontak dengan sebatang kawat, hal ini terjadi karena anak tidak paham dengan masalah listrik. Oleh karenanya, pada artikel kali ini akan dipaparkan sedikit mengenai beberapa hal yang kerap menimbulkan bahaya atau kecelakaan pada anak-anak, agar para orangtua tahu cara pencegahan dan penanganan yang tepat bila hal itu terjadi.

Benda Tajam

Pencegahan:

  • Simpanlah pisau pada tempat yang aman, sebaiknya setelah dicuci segera dikeringkan dan langsung dimasukkan ke dalam lemari penyimpan yang terkunci. Jangan diletakkan begitu saja di rak piring atau tempat sendok-garpu yang terbuka dan mudah terjangkau oleh anak-anak.
  • Beritahukanlah pada anak-anak tentang bahaya bermain-main dengan benda tajam tanpa menakut-nakutinya.
  • Pisau silet yang sudah tidak terpakai sebaiknya dibungkus sebelum dibuang ke tempat sampah.

Pertolongan Pertama jika teriris benda tajam:

  • Jika luka iris dangkal dan pendek, maka dapat diatasi dengan menggunakan plester yang sudah mengandung obat (misal Handyplast, dll). Namun sebelumnya, bersihkan dulu dengan air dan obat antiseptik.
  • Jika luka dalam dan panjang yang membutuhkan jahitan, maka bersihkan dengan cairan antiseptik kemudian tutup dengan kasa steril atau sofratulle dan segera kirim ke petugas kesehatan.

Stop Kontak dan Steker

Pencegahan:

  • Stop kontak dalam rumah terkadang dipasang rendah sehingga mengundang keingintahuan anak-anak untuk memegang atau mencukil-cukilnya. Untuk menghindari bahaya, sebaiknya stop kontak yang tidak terpakai lagi ditutup dengan steker kosong. Atau pergunakanlah stop kontak yang mempunyai tutup berpegas.
  • Satu stop kontak jangan dipakai untuk bermacam-macam alat listrik sekaligus, karena akan mempercepat pemanasan kabel sehingga merusak selubung isolasinya.
  • Ketika hendak melepas steker sebaiknya dalam kondisi tangan tidak basah dan jangan menarik kabelnya, tapi peganglah stekernya. Memberikan contoh yang baik pada anak akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Pertolongan pertama pada kesetrum:

  • Penolong harus melindungi dirinya juga, misalnya dengan memakai alas kaki (sandal) karet.
  • Segera lepaskan penderita dari kabel atau sumber arus yang mengenainya.
  • Matikan sumber arus dan usahakan agar kabel terlepas dari korban.
  • Setelah itu berikan nafas buatan atau pijat jantung (jika penolong mampu melakukannya)
  • Bila sudah sadar kembali, bawa ke tempat pelayanan kesehatan untuk menghindari timbulnya perdarahan atau akibat lain di jantung yang biasanya timbul kemudian.

Setrika Listrik

Pencegahan:

  • Apabila setrika listrik hendak ditinggal pergi meskipun hanya sebentar (beberapa menit), usahakan untuk tetap mematikan hubungan arus listriknya.
  • Sebaiknya jangan menyetrika di dekat tempat anak-anak bermain karena lengah sedikit saja, anak-anak dapat menyentuhnya.
  • Kabel listrik yang sudah tua sebaiknya diganti dengan yang baru dan sesuai.

Pertolongan Pertama pada luka bakar <20% (tidak luas):

  • Rendamlah bagian yang terkena luka bakar dengan air es atau air dingin, atau bisa juga dikompres dengan handuk yang direndam air es. Tindakan ini dilakukan sampai bagian yang terbakar ketika diangkat dari air es sudah tidak terasa sakit lagi. Disamping mengurangi rasa sakit juga memperkecil akibat lanjutan dari luka bakar.
  • Jangan mengelupas bagian yang melepuh. Biarkan saja demikian sampai sembuh sendiri.

Kompor Minyak

Kebakaran karena kompor meledak merupakan kecelakaan yang banyak terjadi. Kecelakaan ini dapat dicegah dengan memperhatikan pemeliharaan kompor secara rutin.

Pencegahan:

  • Sumbu yang sudah pendek harus segera diganti, jangan ada satu lubang sumbu yang dibiarkan kosong.
  • Jaga kebersihan tempat-tempat sumbu dan daerah sekitarnya.
  • Perbaikilah segera apabila ada kebocoran
  • Minyak tanah yang tumpah saat mengisi harus segera dibersihkan dengan kain lap.
  • Jauhkan tempat persediaan minyak tanah dengan tempat memasak.
  • Kebakaran akibat ledakan kompor tidak dapat dimatikan dengan disiram air. Sebaiknya siapkan selalu sekaleng pasir atau karung. Api dari kompor yang meledak dapat dimatikan dengan karung basah atau disiram pasir.

Pertolongan pertama pada luka bakar luas:

  • Tutup bagian yang terbakar dengan lembaran sofratulle dan kain bersih sehingga tidak berhubungan langsung dengan udara.
  • Baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
  • Jika korban sadar dan masih bisa menelan, beri minum sebanyak mungkin. Segeralah bawa korban  ke Rumah Sakit.

Kompor Gas

Gas elpiji akan menimbulkan bau yang khas jika terjadi kebocoran. Hal tersebut harus diperhatikan sebagai pertanda bahaya.

Pencegahan:

  • Gunakanlah peralatan ELPIJI (tabung, kompor, regulator dan selang) sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI)
  • Kompor dan tabung ELPIJI ditempatkan di tempat yang datar dan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik.
  • Idealnya ventilasi dapur berada di dinding bagian bawah dan mengarah ke tempat aman mengingat berat jenis ELPIJI lebih berat dari udara maka apabila terjadi kebocoran ELPIJI akan berada di bagian bawah atau pintu dapur terbuka.
  • Selang harus terpasang erat dengan klem pada regulator maupun kompor.
  • Hendaknya tabung ELPIJI diletakkan menjauh dari kompornya atau sumber api lainnya dan harus diupayakan tidak terpapar panas.
  • Pasanglah regulator pada katup tabung ELPIJI (posisi knob regulator mengarah ke bawah). Pastikan regulator tidak dapat terlepas dari katup tabung ELPIJI.
  • Periksalah klem pengencang hubungan pipa penyambung dengan kompor
  • Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk.
  • Periksa kemungkinan kebocoran gas dari tabung, kompor, selang maupun regulatornya dengan cara membasuh dengan air sabun pada bagian-bagian rawan kebocoran (sambungan regulator dengan valve tabung, sambungan selang ke regulator dan kompor). Apabila terjadi kebocoran akan terjadi gelembung-gelembung udara pada air sabun dan tercium bau khas ELPIJI.
  • Ruang dapur yang menjadi satu dengan ruang makan atau ruang tidur dan tidak mempunyai ventilasi atau sirkulasi udara yang baik maka, pada dini hari setelah bangun tidur dan akan menghidupkan kompor harus diyakinkan »»tidak ada akumulasi gas dalam ruangan dengan cara membuka pintu/jendela terlebih dahulu. Bau khas ELPIJI tidak akan tercium apabila kita sedang pilek dan penciuman kita akan mengalami imun terhadap bau apabila kita sudah terpapar bau tersebut dalam waktu yang cukup lama.
  • Ruang dapur yang menjadi satu dengan ruang makan atau ruang tidur dan tidak mempunyai ventilasi atau sirkulasi udara yang baik maka, pada saat ruangan tertutup ditinggal dalam waktu lama, pada saat membuka pintu »»harus diyakinkan bahwa dalam ruang tersebut tidak terjadi akumulasi ELPIJI akibat kebocoran sebelum menyalakan listrik dan sumber api lain.
  • Hindarkan pipa (slang) dari bahaya gigitan tikus atau dipermainkan kucing
  • Jika tercium bau gas yang menyengat di ruangan, jangan menyalakan api atau listrik. Bukalah semua jendela, matikan keran gas atau keluarkan gas dari ruangan ke tempat terbuka.
  • Jangan menggunakan kompor gas dan kompor minyak tanah secara bersamaan dalam satu ruangan.
  • Jangan menghidupkan kompor jika tercium bau ELPIJI yang bocor.
  • Lihat penjelasan lebih lengkap mengenai cara aman penggunaan tabung gas elpiji di http://www.migas-indonesia.net/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=303&Itemid=42

Pertolongan pertama keracunan gas:

  • Pindahkan penderita ke tempat udara segar dan tidak boleh banyak bergerak, selimuti tubuhnya
  • Beri nafas buatan atau berikan oksigen jika tersedia, dan segera kirim ke tempat pelayanan kesehatan terdekat

Pembaca bisa men-download petunjuk penggunaan tabung gas elpiji 3 kg dari Pertamina di sini. Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg Pertamina

Zat-zat Beracun

1. Keracunan Bahan-bahan Kimia

Zat-zat kimia yang banyak dipergunakan dalam rumah tangga dan cukup berbahaya, antara lain cairan pembunuh serangga (obat nyamuk cair), minyak cat, cairan pembersih lantai, deterjen, minyak tanah, oli, dan lain-lain.

Pencegahan:

  • Zat-zat tersebut sebaiknya disimpan dalam tempat yang terkunci atau diletakkan di tempat yang sulit dijangkau oleh anak-anak.
  • Dianjurkan untuk tidak menggantinya pada wadah lain sehingga dapat terjadi kekeliruan. Misalnya memasukkan cairan pembersih lantai pada botol air mineral tanpa diberi label yang jelas. Hal ini akan mengundang keingintahuan anak-anak karena melihat cairan yang berwarna-warni.

2. Keracunan Pupuk Buatan

Pupuk urea yang berupa kristal putih sangat mudah terkelirukan dengan gula pasir.

Pencegahan:

  • Jangan menempatkan pupuk buatan di tempat yang dekat dengan tempat menyimpan makanan, supaya tidak tercampur atau terkelirukan dengan gula atau garam atau bahan makanan lainnya.
  • Hindarkan dari jangkauan anak-anak, terutama jika masih bayi, karena mereka cenderung suka memasukkan apapun ke dalam mulut.

3. Keracunan Obat-obatan

Setiap rumah biasanya mempunyai persediaan obat atau mungkin masih menyimpan obat yang belum habis. Sering terjadi kesalahan pemakaian obat atau termakannya butiran tablet obat oleh anak-anak.

Pencegahan:

  • Perhatikan selalu warna label pada botol atau tempat obat yang kita peroleh dari apotik. Warna lingkaran putih yang terdapat pada kemasan menandakan itu adalah obat dalam (dimakan/diminum). Warna lingkaran biru berarti obat luar (dioles, ditaburkan, dll) sehingga tidah boleh dimakan/diminum. Dengan memperhatikan label obat saja kita dapat menghindari kekeliruan.
  • Lebih baik lagi jika kita memisahkan tempat obat luar dan obat dalam. Obat-obat yang sudah lama atau tidak dikenali lagi identitasnya (tidak diketahui tanggal kadaluwarsanya) sebaiknya dibuang saja.
  • Tempatkan almari obat pada tempat yang cukup tinggi (digantung) supaya tidak terjangkau anak-anak.

Petunjuk Umum Pertolongan Pertama pada Keracunan :

  • Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Ada beberapa tindakan pokok yang penting dalam memberikan pertolongan pertama pada keracunan:
  • Cari racun yang mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan tergantung pada jenis racun yang mengenai.
  • Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
  • Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila pernafasan buatan diperlukan, berikan dengan cara lainnya.
  • Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit (larutan arang batok kelapa di dalam air), putih telur-susu, dan air sebanyak-banyaknya untuk melunakkan racun.
  • Beberapa racun dapat merangsang muntah. Apabila tidak disertai muntah maka usahakan agar dimuntahkan, bisa dengan memberi minum segelas air yang dicampur 1-2 sendok makan garam dapur atau 1-2 sendok makan mustard. Bisa juga dengan menekan tenggorokan penderita dengan jari. Pada anak-anak, muntah dapat dirangsang hanya dengan memberinya minum air sebanyak mungkin.

Catatan: muntah tidak boleh dirangsang pada keracunan bensin, basa keras, asam keras, serta jika korban tidak sadar.

  • Obat-obat pelunak racun antara lain: norit, putih telur 60-100 cc, susu, larutan tepung kanji/beras, mentega, minyak tumbuh-tumbuhan. Catatan: mentega dan minyak tidak boleh digunakan untuk keracunan obat pembasmi serangga
  • Obat pelawan keracunan asam keras:
  1. Larutan encer soda kue dalam air
  2. 100 gram kapur tulis dalam air
  3. Pecahan tembok dilarutkan dalam air
  4. Larutan sabun dalam air
  • Obat pelawan keracunan basa keras:
  1. Cuka dapur sebanyak 100-200 cc
  2. Air jeruk 100-200 cc

Setelah memberikan pertolongan pertama, segera bawa korban ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk memastikan kondisi korban

Penutup

Sudah dimaklumi jika seorang anak selalu ingin meniru perbuatan orang tuanya. Oleh karena itu, dasar pencegahan kecelakaan adalah dengan menghindari perbuatan-perbuatan berbahaya yang dapat ditiru anak dan memberinya pengertian tentang bahaya tanpa menakut-nakutinya. Pengetahuan orang tua mengenai pertolongan pertama insyaAllah akan sangat membantu, paling tidak untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut. Satu hal yang harus diingat, jangan menunda pertolongan yang bisa diberikan sekecil apapun dan tetap bawa ke petugas kesehatan untuk memastikan kondisi anak kita.

Penulis: dr. Avie Andriyani

Selesai ditulis di Yogyakarta, 07 Juli 2010/25 Rajab 1431 H

Sumber:

  1. dr. Kartono Muhammad, Pertolongan Pertama, Gramedia
  2. dr. Karel, SpA, Menjadi Dokter Anak di Rumah, Penerbit Puspa Sehat
  3. Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 kg Pertamina. Diambil dari http://www.migas-indonesia.net/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=303&Itemid=42 (diakses tanggal 07 Juli 2010)

3 Tanggapan to "Pertolongan Pertama Untuk Korban Kecelakaan di Rumah"

hi…salam kenal

saya mau tanya trik untuk melepas handyplast pada bayi dengan rasa sakit minimal

terimakasih

Untuk tipsnya, yaitu dengan membasahi plesternya dengan air untuk melepasnya supaya tidak terasa sakit. Sebab biasanya rambut halus yg ada di kulit ikut menempel di plester tersebut saat ingin dilepas, dan ikut tercabut, sehingga menyebabkan timbulnya rasa sakit. Semoga berguna.

paling ngeri tuh dengan stop kontak dan strikaan,,
kita harus hati2 untuk menaruh stop kontak jauh dr jangkauan anak2..

Tinggalkan komentar

Buku Karyaku yang Pertama

Panduan Kesehatan Wanita
Flower_book

Wahai para ibu, berikanlah hak asASI bayimu!! 0 s.d 6 bln = ASI Eksklusif, setelah itu ASI + MPASI hingga 2 tahun

Ikon ASI

Daftar Artikel